Minggu, 09 April 2017

Sejarah

Desa Blimbingsari dalam Sejarah

Banyualit, 31 Maret 1767
Banjir Darah yang Terlupakan Sejarah
Karya : Lukman Hadi



Tidak banyak warga Banyuwangi yang tahu
Ada peristiwa apa pada tanggal itu
Bangsa ini belum mampu mencatatnya
Di Belanda para peneliti menemukannya

Berawal dari Sultan Mataram yang ingin meraih kembali kedudukannya
Meminta bantuan VOC dan serdadu-serdadunya
Untuk mengusir para pemberontak dari Ibu Kota Mataram, Kartasura

Jika tidak licik, bukan VOC namanya
Dibuatlah perjanjian yang mengada-ada
Jika berhasil, Java Oesthoek jadi imbalannya

Klaim teritorial yang ngawur sekali
Sejatinya, Java Oesthoek masih di bawah kendali para keturunan Untung Suropati
Sedangkan Kerajaan Blambangan berdiri sendiri

'Tumpes Kelor' jadi pilihan strategi
Menumpas habis hingga ke akar-akarnya semua keturunan Untung Suropati
Menyerang Blambangan tinggal selangkah lagi

Mengingat Mataram tak pernah sekalipun mampu menundukkan Blambangan
VOC jadi khawatir dan ketakutan
Diajaklah Laskar Mataram, Surabaya, Madura, Malang dan Pasuruan
Bersama-sama menyerbu Kerajaan Blambangan

Panarukan jadi target pertama penyerbuan besar-besaran
Tak kurang 25 kapal besar dan kapal kecil berjumlah puluhan
Memuat 335 Tentara Eropa dan 3000 Laskar bala bantuan

Setelah Panarukan berhasil dibumi hanguskan
Penyerbuan dilanjutkan ke jantung Kerajaan Blambangan
Banyualit jadi lokasi pendaratan

Dipilihnya Banyualit bukan tanpa alasan
Lokasinya yang berada di tengah-tengah kekuatan Blambangan jadi pertimbangan
Tuyo Arum di sebelah utara dan Ulu Pampang di selatan

Rakyat Blambangan telah mendengar kabar Panarukan sudah dikuasai
Pertempuran hingga titik darah penghabisan tak dapat dielakkan lagi
Demi menolak segala bentuk hegemoni

Banyualit, 31 Maret 1767, di pagi buta
Kebanyakan rakyat Blambangan masih belum sepenuhnya terjaga
Saat VOC datang bersama Laskar dan bala tentaranya

Membunuh siapa saja yang dijumpai
Membakar apa saja yang dilewati
Sungguh menyakitkan kalah karena teknologi
Dan, banjir darah di Banyualit pun tak dapat dihindari
Akhirnya, Kerajaan Blambangan dapat dikuasai

Blimbingsari, 5 September 2014

* Banyualit : Nama Desa zaman dulu, sebelum diganti dengan nama Blimbingsari pada tahun 1960-an
* Java Oesthoek : Pembagian Wilayah zaman dulu menurut versi Mataram kuno. Meliputi; Surabaya, Malang, Pasuruan, Lumajang dan Blambangan
* Strategi Tumpes Kelor : Strategi perang zaman dulu yang dikembangkan oleh Kesultanan Mataram. Arti; menumpas habis hingga ke akar-akarnya
* Panarukan : Salah satu pelabuhan besar zaman dulu. Saat ini masuk wilayah Kabupaten Situbondo
* Tuyo Arum : Nama Kota Banyuwangi zaman dulu. Hingga saat ini, penyebutannya masih sering digunakan oleh orang-orang tua, khususnya di Pedesaan

* Ulu Pampang : Nama pelabuhan besar dan terkenal zaman dulu yang kini dikenal dengan nama Muncar.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More