Desa Blimbingsari dalam Sejarah
Banyualit, 31 Maret 1767
Banjir Darah yang Terlupakan Sejarah
Karya : Lukman Hadi
Tidak banyak warga Banyuwangi yang tahu
Ada peristiwa apa pada tanggal itu
Bangsa ini belum mampu mencatatnya
Di Belanda para peneliti menemukannya
Berawal dari Sultan Mataram yang ingin meraih kembali
kedudukannya
Meminta bantuan VOC dan serdadu-serdadunya
Untuk mengusir para pemberontak dari Ibu Kota Mataram,
Kartasura
Jika tidak licik, bukan VOC namanya
Dibuatlah perjanjian yang mengada-ada
Jika berhasil, Java Oesthoek jadi imbalannya
Klaim teritorial yang ngawur sekali
Sejatinya, Java Oesthoek masih di bawah kendali para
keturunan Untung Suropati
Sedangkan Kerajaan Blambangan berdiri sendiri
'Tumpes Kelor' jadi pilihan strategi
Menumpas habis hingga ke akar-akarnya semua keturunan Untung
Suropati
Menyerang Blambangan tinggal selangkah lagi
Mengingat Mataram tak pernah sekalipun mampu menundukkan
Blambangan
VOC jadi khawatir dan ketakutan
Diajaklah Laskar Mataram, Surabaya, Madura, Malang dan Pasuruan
Bersama-sama menyerbu Kerajaan Blambangan
Panarukan jadi target pertama penyerbuan besar-besaran
Tak kurang 25 kapal besar dan kapal kecil berjumlah puluhan
Memuat 335 Tentara Eropa dan 3000 Laskar bala bantuan
Setelah Panarukan berhasil dibumi hanguskan
Penyerbuan dilanjutkan ke jantung Kerajaan Blambangan
Banyualit jadi lokasi pendaratan
Dipilihnya Banyualit bukan tanpa alasan
Lokasinya yang berada di tengah-tengah kekuatan Blambangan
jadi pertimbangan
Tuyo Arum di sebelah utara dan Ulu Pampang di selatan
Rakyat Blambangan telah mendengar kabar Panarukan sudah
dikuasai
Pertempuran hingga titik darah penghabisan tak dapat
dielakkan lagi
Demi menolak segala bentuk hegemoni
Banyualit, 31 Maret 1767, di pagi buta
Kebanyakan rakyat Blambangan masih belum sepenuhnya terjaga
Saat VOC datang bersama Laskar dan bala tentaranya
Membunuh siapa saja yang dijumpai
Membakar apa saja yang dilewati
Sungguh menyakitkan kalah karena teknologi
Dan, banjir darah di Banyualit pun tak dapat dihindari
Akhirnya, Kerajaan Blambangan dapat dikuasai
Blimbingsari, 5 September 2014
* Banyualit : Nama Desa zaman dulu, sebelum diganti dengan
nama Blimbingsari pada tahun 1960-an
* Java Oesthoek : Pembagian Wilayah zaman dulu menurut versi
Mataram kuno. Meliputi; Surabaya, Malang, Pasuruan, Lumajang dan Blambangan
* Strategi Tumpes Kelor : Strategi perang zaman dulu yang
dikembangkan oleh Kesultanan Mataram. Arti; menumpas habis hingga ke
akar-akarnya
* Panarukan : Salah satu pelabuhan besar zaman dulu. Saat
ini masuk wilayah Kabupaten Situbondo
* Tuyo Arum : Nama Kota Banyuwangi zaman dulu. Hingga saat
ini, penyebutannya masih sering digunakan oleh orang-orang tua, khususnya di
Pedesaan
* Ulu Pampang : Nama pelabuhan besar dan terkenal zaman dulu
yang kini dikenal dengan nama Muncar.
0 komentar:
Posting Komentar